AKU RINDU AYAH (CERITA BERSAMBUNG PART 2)


“kalaupun kau akan datang dan menjadi waliku, aku sangat berterimakasih. Jikalau bahtera peperangan ini belum berakhir maka sudi kiranya kesediaan kau untuk memberikan kuasa kepada adik mu untuk menjadi waliku” ujar wanita itu.

Tak berapa lama setelah menarik napas sebentar tanpa menyenggol seujung kulitpun pada kue yang mamak hidangkan monster wanita cantik itu pergi dengan mobil sport tipe audi a4 yang sempat dibaca Seprie di belakang bodi mobil tersebut. Baru kali ini ia membaca mobil dengan merk seperti itu. Ia bisa meneebak bahwa mobil yang dikendarainya adalah mobil yang harganya tidak murah. Setelah wanita monster itu pergi ia melihat ayahnya membuka kertas biru yang wangi itu sambil menggendong Gafi adik laki-lakinya.

“yah, siapo niand ayug td tuh ? ngapo nak memanggilnya ayug niand? Dag galag aku”

Tanyanya sambil menggenggam tangan Gafi yang berada di pangkuan Ayah, sekali kali matanya melirik ke kertas biru tersebut mencoba untuk membaca apa yang tertulis disana.

Nanik & Norman. terbaca sekilas judul di kertas biru tersebut yang dihiasi tinta mas.

“kau tuh masih kecik, agek mun laa besak kau tau jugo sep, agek yo Ayah ceritoi okeh bos”

Jawab ayah sambil mengusap lembut rambut Seprie Lalu ayah pun beranjak membereskan hidangan yang sedari tadi tidak disentuh oleh wanita monster itu dan menaruh Gafi di pangkuan Seprie.

“Gafi, gafi, kalau iyo niand ayug tadi ayug aku, berarti ayug kau jugo dag?”

Tanya Seprie pada gafi , namun gafi hanya menjawabnya dengan senyumnya yang memamerkan deretan giginya yang termakan oleh manisnya permen , itu lah yang dia tahu.

 

Drettt.. dreeetttt ...

Getar inbox hp ku kembali mengagetkanku dan  membuyarkan semua ide akan tulisan yang sedang menari-nari dengan ritmis nya jauh di khayalanku. Dengan bermalas aku cek message di inbox ku. Yap ... dia, sudah kutebak. Lelaki yang sangat perhatian, sangat santun terutama sangat sabar dalam membimbingku menghiasi inboxku. Ingin tiap harinya kutuliskan berjuta kata indah untuk membalas semua kesabarannya, ketegarannya. Baru kali ini aku begitu terpana dengan sikap seorang pria.

Jangan lupa makan siang yang, aku gak mau makan kalau kamu belum makan. Semangat ya nulis ceritanya. Tulis cerita tentang kita ya sayang.

                Sayang :*

Selalu, inbox ku akan penuh dengan kata-kata sayang darinya, kalau terlambat sedikit saja aku membalas pesannya kata-kata sayang akan semakin banyak menghias. Aku jadi ingat pertama kali ketika aku dan dia bertemu. Sudah hampir 4 tahun aku tidak bertemu dia. 4 tahun yang lalu status kami hanyalah seorang anak sekolahan yang memandang sebatas teman dan mengagumi dari hati masing-masing. Karena tuntutan orang yang ku idolakan aku terlampau menggilai dunia prestasi. Aku bertahan, bangkit, bahkan merangkak untuk dapat membanggakan idolaku. Aku ingin setiap prestasi yang ku ukir dia akan mebalasnya dengan sebuah ucapan kebanggaan yang akan dia ceritakan dengan nada sumringah di depan teman – temannya. Aku menyukai moment seperti itu. Aku menikmati moment yang kini sangat kurindukan. Karena sekarang, tak ada satupun yang peduli atas apa yang aku raih. Apa yang aku dapat tak lebih dari apa yang aku ambisikan karena keinginanku untuk membalas dan membeli semua yang telah membuat aku seperti ini. Membuat hati aku mengering dan berkerak hingga robekan lukanya yang perih di biarkan menganga terbuka.

0 komentar:

Posting Komentar